Jumat, 29 Oktober 2010

PRA STd'I 2010 ETAPE 8 SURABAYA - JEMBER

Jember : Panitia STd'I 2010 etape 8 Rakor dengan Bupati.

MGR DCS Area Jember, Catoer Soeprastyo, MENG bersama OFF Customer Educ & Community Program, Hadrawi, Wakapolres selaku ketua umum Pengda ISSI Jember, Kompol Daddy Hartadi, SIK, MHum, wakil ketua Pengda ISSI Jr : Kompol Teduh. TSW dan Sekretaris Pengda ISSI Jember, Yusnaeni serta EO dari radio Prosalina, Ongky, melakukan kunjungan ke kantor pemda Jember, dalam rangka mempresentasikan sejauh mana kesiapan panitia STdI 2010 etape 8 Jember dihadapan Bupati, MZA Djalal pada hari Kamis (28/10).

Dalam presentasinya yang disampaikan oleh ketua umum Pengda ISSI Jember, Kompol Daddy Hartadi, SIK., MHum, mengatakan bahwa kesiapan keamanan di rute yang dillalui oleh peserta lomba sepeda sudah final, namun masih ada yang dibicarakan terkait dengan rase area akan dipindah di depan kantor pemkab dengan mempertimbangkan kenyamanan, ucapnya.

Pada presentasinya, MGR DCS Area Jember, Catoer Soeprastyo, MENG dihadapan bupati mengatakan bahwa, kesiapan sebagi sponsor utama yaitu Telkom Speedy sudah hamper final, yang artinya penyelenggaraan STdI 2010 di etape 8 sudah siap menerima kedatangan para peserta lomba, ucapnya.
Lebih lanjut Catoer juga menyampaikan bahwa kota Jember untuk tahun 2010 merupakan rute baru bagi peserta STdI 2010 selain kota Cirebon – Pekalongan, Pekalongan - Semarang dan rute Surabaya – Jember dengan jarak tempuh 192,1 km, ucapnya. Selain itu Catoer juga memperlihatkan denah lokasi etape 8 di depan Masjid Jami’ serta rase area ada di seputar alun-alun, guna memberikan kenyamanan bagi peserta lomba, rase area akan dipindah di depan pemkab, hal ini dengan pertimbangan jika menutup jalan raya Sultan Agung selama 3 sampai dengan 5 jam akan mengganggu kelancaran lalu lintas, oleh karenanya kami mohon ijin untuk dapatnya rase area akan dipindah di depan Pemkab, ucapnya ke bupati Jember, hal ini juga disampaikan oleh ketua umum Pengda ISSI Jember, Kompol Daddy Hartadi, SIK., MHum.

Dalam sambutannya, Bupati MZA Djalal mengatakan tidak menjadi masalah jika harus memindah rase area di depan pemkab, hal ini juga akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi peserta serta memberikan nama baik bagi kota Jember yang menyambut dengan mempertimbangkan segala sesuatunya demi kenyamanan serta keamanan peserta lomba. Ucap Bupati.

Lebih lanjut Bupati juga menambahkan, berikan yang terbaik bagi peserta lomba, cek rute mulai dari perbatasan antara Lumajang dan Jember, karena area itu sudah termasuk wilayah ekonomi Jember, sehingga apa yang menjadi kekurangan mohon dilengkapi, mulai dari jalan yang rusak sampai pada kelancaran lalu lintas disepanjang rute menuju finish etape 8, dan ini bias berkoordinasi dengan pihak yang terkait, dan mohon kepada pihak yang terkait juga ikut mendukung untuk kesuksesan STdI 2010 di etape 8 Jember, ucapnya.

Dengan selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait maka diharapkan kesuksesan etape 8 Jember akan terwujud, disamping itu Bupati MZA Djalal juga mohon maaf pada penyambutan tanggal 1 Nopember 2010 tidak bias hadir, dikarenakan ada agenda rapat yang sangat mendadak di Surabaya, oleh karenanya, saya titip salam hormat kepada ketua umum ISSI pusat serta pimpinan Telkom, sukses selalu, pungkasnya.

Selesai melakukan presentasi dihadapan Bupati, rapatpun dilanjut di kantor Polres Jember bersama ketua umum Pengda ISSI Jember, Kompol Daddy Hartadi, SIK, MHum, wakil ketua Pengda ISSI Jr : Kompol Teduh. TSW dan Sekretaris Pengda ISSI Jember, Yusnaeni, untuk membahas keamanan rute etape 8, karena pada hari penyambutan tersebut berbarengan dengan pemberangkatan jama’ah haji dari Jember. @ tri_ir 

Jumat, 22 Oktober 2010

KUNJUNGAN

Manager Divisi Consumer Servive Jember Area dalam kunjungannya ke PP Al-Ashar
 
Perhatian Telkom terhadap peningkatan kualitas pendidikan masyarakat termasuk di lingkungan pesantren cukup besar. Hal itu ditandai ketika MGR DCS Area Jember, Catoer Soeprastyo, MENG beserta Off 1 OKBL, Riswandy, dan ASMAN Sales Evend, Tri Cahyono pada hari Kamis (21/10), melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Ashar yang bertempat di Keranjingan lingkungan perumahan Muktisari Jember, guna melihat secara langsung perkembangan dunia pendidikan yang ada di Pondok asuhan KH Abd. Hamid Hasbullah.

Hal ini berkaitan dengan rencana penyerahan PC untuk menambah fasilitas yang ada di laboratorium computer lingkungan pondok pada saat evend STDI (Speedy Tour d’Indonesia) 2010 mendatang. Ponpes yang mendapatkan bantuan ini untuk membangun masyarakat cerdas bersama Telkom, selain mendapatkan computer, juga diberikan layanan Internet Speedy.

Catoer, dalam kunjungannya mengatakan bahwa selain bersilaturahmi juga menyampaikan rencana Telkom memberikan computer pada saat evend STDI 2010 etape 8 pada 1 Nopember 2010 yang berlangsung di Alun - alun kota Jember. Telkom terus ingin berbagi kegembiraan, berbagi ilmu serta kebersamaan untuk meningkatkan silaturahmi. Bantuan Telkom yang diserahkan nantinya merupakan sebagian kecil dari Telkom melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), ucapnya.

Lebih lanjut Catoer juga mengatakan bahwa, industri telekomunikasi di Indonesia berkembang begitu cepat. Kalau sebelumnya layanan dominan Telkom adalah layanan voice (suara), maka sekarang sudah mulai bergeser ke layanan data, yaitu dalam bentuk mengembangkan layanan Information & Communication Technology (ICT) dan Multimedia. Sehingga, selain layanan telepon, maka dengan jaringan pita lebarnya (broadband), Telkom juga mampu memberi layanan multimedia yang mendorong lahirnya industri kreatif di Indonesia.
Melalui bisnis baru di bidang Multimedia ini (Information, Media dan Edutainment), Telkom diharapkan bisa menjadi perusahaan anak bangsa yang terbaik di Indonesia. “Namun itu tentu harus didukung oleh masyarakat sebagai pelanggan,“ tukasnya.

Sambil mengucapkan terimakasih atas dukungan stakeholder selama ini atas perhatian Telkom dalam memajukan pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren, KH. Abd Hamid Hasbullah menceritakan bahwa sudah lama berkecimpung dengan Telkom, dan juga bercerita panjang lebar bagaimana akrabnya dengan Mas’ud Khamid, dan juga pimpinan Telkom Jember yang lain. Mulai dari sejak berdirinya pondok sampai saat ini masih tetap bersilaturahmi dengan Telkom, ucapnya.

Sementara itu, usai memberikan informasi kepada pengasuh pondok, Catoer berkesempatan melihat secara langsung kondisi laboratorium computer yang masih menggunakan PC pentium 1 dengan jumlah 8 buah yang diletakkan pada ruang seluas 71 meter persegi, rasanya masih banyak tempat yang melompong. Melihat kondisi seperti ini, sepertinya tepat jika computer dari Telkom nantinya diserahkan ke Pondok Pesantren Al-Ashar yang mempunyai sebanyak 500 santriawan santriwati.
@ tri_ir 

Kamis, 21 Oktober 2010

KABAR HAJI

TELKOM Jember Memberangkatkan 22 Calon Jama’ah Haji.

Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik La Syarika Laka Labbaik, Innal hamda wanni’mata laka wal mulka, La Syarika laka. (Kami penuhi seruan-Mu Ya Allah, Kami Penuhi seruan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu kami Penuhi seruan-Mu, Sesungguhnya segala puji dan nikmat dan kerajaan hanya milik-Mu, dan tidak sekutu bagi-Mu.

Sebanyak 10 orang pegawai dan 1 pensiunan Telkom Jember area  pada tahun 2010 diantaranya, Tri Cahyono dan istri, Agustini beserta suami, Suti Wulandari beserta suami, Budiono beserta istri, Supriyadi beserta istri, M. Thanif beserta istri, Minto beserta istri, Moch. Nurizal beserta istri, Rini Budi Utami beserta suami, Suko Hariadi beserta istri, Suswanto beserta istri, akan menunaikan ibadah haji. Pelepasan calon jemaah haji Telkom ini dilaksanakan di Aula Lebah Biru lantai 8 gedung Telkom Jember jalan Gajah Mada 182-186 pada hari Rabu (20/10). Hadir pada kesempatan tersebut para senior leader diantaranya, MGR DCS, Catoer Soeprastyo, MGR DIVA, Atmagung, MGR DTF, Susilo, serta seluruh pegawai dan mitra kerja.

Dalam sambutannya, MGR DTF, Susilo, menyampaikan pesan kepada para calon haji untuk menjaga kesehatan selama menjalani ibadah  di tanah suci. Hatinya juga harus dijaga, karena kalau hatinya tenang maka fisik juga bisa terjaga dengan baik. Disana hanya untuk beribadah, maka diperlukan kesabaran,  dan bekal yang terbaik untuk dibawa ke Mekkah adalah taqwa, manfaatkan untuk berdoa, ucapnya.

Menyadari bahwa perjalanan haji merupakan pelaksanaan ibadah yang sangat berat dan mengandung banyak resiko, karena selain di laksanakan di luar negeri juga akan terjadinya pertemuan sesama umat muslim seluruh penjuru dunia dengan banyak karakter, maka diperlukan kesabaran, lanjutnya.

Tri Cahyono dalam sambutannya mewakili para calon jama’ah haji dari Jember area mengucapkan kata maaf dan memohon do’a restu kepada seluruh karyawan yang hadir serta menitipkan keluarga yang ditinggalkan untuk melaksanakan ibadah, ucapnya. Hal tersebut akan lebih mempererat rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan tanggung jawab bersama.

Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan ceramah agama oleh KH. Abd Hamid Ahmad, Pengasuh Pondok Pesantren Ahlul Irfan Al-Qolili Bangsalsari – Jember yang menyangkut masalah kesehatan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan ibadah haji Dan yang terpenting saat pelaksanaan bisa datang dan tepat waktu saat pelaksanaan ritual ibadah haji, ucapnya.

Mulai dari tawaf, wukuf di Arafah, mabit di Mudzalifah, mabit di Mina, tawaf ifadah, mencium hajar aswad, sa’i, prosesi tahalul, dan lain sebagainya. ritus-ritus haji inilah yang dijelaskan oleh KH. Abd Hamid Ahmad. Adapun kebersihan jiwa jalan utama yang harus ditempuh adalah haji ke Baitullah Al-Haram, sehingga mampu menggugurkan berbagai kesalahan dan dosa, seperti yang diriwayatkan oleh Rasulullah saw: “Barangsiapa yang berhaji, tidak mengucapkan kata-kata kotor, dan tidak melakukan tindakan fasiq, maka akan kembali bersih sebagaimana baru dilahirkan dari rahim ibunya”. (Muttafaqun alaih). Itulah yang dimaksud dengan Haji Mabrur, pungkasnya. Diakhir acara KH. Abd Hamid Ahmad, memberikan nomor telepon 0506075071 Al-Jawal bagi jama’ah haji Jember area saat di tanah suci Makkah jika membutuhkan bimbingan dipersilahkan menghubungi, karena saat pelaksanaan ibadah haji tahun 2010 ini KH. Abd Hamid Ahmad juga berada di sana. @ tri_ir

Jumat, 15 Oktober 2010

Rabu, 13 Oktober 2010

JURNALIS

AKSI GEMPAR DI FLEXI JEMBER TOLAK MERGER DENGAN ESIA 

Dalam aksi simpatik yang bertajuk “Gempar Flexi” atau yang lebih dikenal dengan gerakan pemasaran Flexi yang dilakukan di Jember, adalah salah satu wujud rasa cinta terhadap produk Telkom, oleh karena itu mari kita saling berpegangan serta saling mendukung dalam menghadapi situasi baik senang maupun susah. Hal ini dilakukan atas dasar di akhir-akhir ini munculnya isu Flexi akan di merger oleh perusahaan competitor yaitu Esia, ucap Ketua Sekar DPD Jember, Indra Darma membacakan sambutan Ketua Sekar DPW V Jatim saat berlangsungnya apel bersama di Aula Lebah Biru lantai 8 Gedung Telkom Gajah Mada pada hari Rabu (13/10).
Apel yang dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian serta mendukung penolakan merger antara Flexi dengan Esia ini dilakukan secara tertib yang diikuti seluruh jajaran Telkom Jember dan mitra kerja. Disadari bahwa pasca transformasi organisasi saat ini Flexi masih terlihat belum optimal, mudah-mudahan kegiatan ini merupakan dan menjadikan spirit agar dapat mengoptimalkan kerjanya, ucap Indra Darma.
Lebih lanjut Indra Darma mengatakan bahwa kurang optimalnya performansi Flexi tidak bisa dijadikan alasan sehingga Flexi harus dilepas dari Telkom, performansi yang kurang optimal seyogyanya untuk ditingkatkan, bukan malah dijual atau digabung dengan perusahaan lain, tambahnya.
Ada beberapa alasan mengapa Sekar menolak upaya penggabungan Flexi dengan Esia, diantaranya, yang pertama, factor karyawan, yang tampaknya bukan factor dominan dalam upaya pemggabungan, sehingga DTF sampai saat ini tidak jelas nasibnya pasca penggabungan, yang kedua kekawatiran adanya tekanan politis dari upaya penggabungan dengan menomorduakan kepentingan bisnis, yang bila dilakukan saat ini tidaklah tepat karena akan dilakukan oleh Direksi yang masa jabatannya sewaktu-waktu bisa diganti oleh pemegang saham mayoritas. Dan yang ketiga, tidak jelasnya siapa pemegang kendali dari perusahaan hasil penggabungan, sehingga bila terlepas dari control Telkom, maka akan menjadi ancaman bagi bisnis TelkomGroup yaitu Telkomsel dan Speedy.
Pada kesempatan tersebut juga dibacakan sebuah puisi dengan judul “Pamphlet Duka Cita” yang dibacakan oleh Hari Purwanto. “Hari ini kami berduka……, membaca sabda penguasa di berbagai media, tentang masa depan seribu manusia, yang kalian cabut rohnya hingga tersisa benda semata……………
Pada bagian akhir apel Gempar Flexi dilakukan penandatangan penolakan merger Flexi dengan Esia yang ditandatangani oleh seluruh peserta, selanjutnya Tim Flexi dan seluruh jajaran Telkom Jember turun ke lapangan untuk melakukan grebeg pasar sambil menawarkan produk Flexi. “Kami Cinta Flexi, Kami Masih Mampu Berdiri, Jangan Pisahkan Kami” @ tri_ir

FOTOGRAFI




































Senin, 04 Oktober 2010

TENTANG BUKU KUMPULAN CERPEN BAU BAYI TERAPIKU


Tri Irianto
Bau Bayi Terapiku dan 20 Cerita Pendek Lainnya
xvi + 140 hlm; 14 x 21 cm
ISBN: 978-979-1392-15-0
Penerbit : Adi Wacana - Yogyakarta


Buku Bau Bayi Terapiku dan 20 Cerita Pendek Lainnya karya Tri Irianto ini menjadi bacaan yang menarik untuk mengamati pilihan-pilihan penulis dalam mengembangkan karakter hiburan tersebut. Oleh penulisnya, kekuatan "bahasa yang cerdas" disemayamkannya pada narasi cerita, dialog, serta kombinasi dari keduanya. Sekalipun demikian, "kecerdasan" itu justru terlihat amat menonjol ketika ia menuturkannya di dalam narasi cerita, seperti terlihat dalam kutipan-kutipan penggalan kalimat berikut ini:

Berucap itu perlu untuk menindas kesunyian, tidak harus menangkal yang membawa akibat, jika ada keras dan juga lunak maka tak ada yang harus dielak. (dalam cerpen "Colibry")
 
Wajahnya kini kembali merona kala melihat kembang-kembang mencair bagai darah. (dalam cerpan "Berbicara Dengan Batu")

Aku menatap wajahnya, yang ditiriskan dari semua warna dalam rumah sakit yang steril terang cahaya, dan menggigit kembali kata-kata. (dalam cerpen "Bau Bayi Terapiku").

Aku meratapi dinding dengan meja yang kosong ... (dalam cerpen "Sang Painter").

Goresan Sahabat
  
Wow..... Ternyata cak Tri ini bukan sekedar kontributor berita yang aktif di situs internal perusahaan kami, tapi juga pelukis dan cerpenis dan entah segudang karya lain apa lagi yang belum dikeluarkannya. Dan itu semua bisa dilakukannya di sela-sela kesibukan sebagai seorang jurnalis internal yang kerap pekerjaannya rangkap-rangkap. Mengutip petuah dari dosen favorit saya "Where there's a will… there's a way…" Semua mungkin terjadi selama ada kemauan yang kuat. So, let's do it ! Sukses terus cak Tri.. Semoga bisa menular ke rekan-rekan yang lain. @ Enno / Endah Susilowati, - Communication Media - Corporate Communication - PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Cak Tri menyuguhkan suatu bentuk kumpulan cerpen yang berbeda, bisa dikatakan mendekati satire. Pemilihan kalimat per kalimatnya mengajak pembaca pergi ke dunia lain dan memaksa mereka untuk menyelami makna yang dibawa. Saya bahkan dibuat penasaran mencari representasi alias benang merah dari apa yang dibaca dalam Cerpen Bau Bayi Terapiku dengan apa yang saya alami di kehidupan saya. Tetap Semangat Cak Tri!!!". @ Hanna Laila YD - Public & Marketing Communication - PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Bau Bayi Terapiku, sebuah penelusuran karakter yang dituangkan dalam sebuah cerita lugas dan mudah dicerna. @ Nanang Kristyo - Quality Management - DCS II Timur

Cerpen yang apik penuh dengan intrik yang berbeda untuk membawa kita ke imajinasi tersendiri, juga menggelitik. Kumpulan cerpen ini patut untuk dibaca dan sepertinya penulis mampu mengangkat kehidupan masyarakat yang sederhana di kesehariannya. Saya juga menunggu cerpen karya lainnya atau sebuah Novel. @ A. Januar - Mahasiswa - UBHARA Surabaya
Saya dulu mengenal Tri adalah seorang pelukis realis. Namun kini saya sempat kaget kalau dia juga bisa menulis. Itulah sebuah proses sekaligus kreativitas visual menuju ke seniman verbal. Kang Tri yang lahir di Jembrana, Bali dan dibesarkan di Surabaya punya kemampuan kata-kata yang lugas dan slobok sorok. Itulah ucapan dan ciri khas seorang yang dibesarkan dengan kultur Surabaya. Kadang nyeletuk lucu, nylekit ... Kendati baru pertama kali menulis, apalagi dibikin secara sporadis (langsung sebagai kumpulan cerpen), namun patut diberi apresiasi. Tulisannya telah bercabang dan telah diberi ruh. Ruh inilah yang mula-mula menyemangati, sebagai daya juang semua cerita termasuk ruh untuk tokoh-tokohnya. Konon katanya, kalau ingin menulis, mulailah sejak kecil. Teori itu memang benar, tapi tidak seharusnya benar-benar. Karena menurut saya, belajar menulis awalnya dari kegemaran seseorang dari banyak membaca. Dari membacalah akhirnya merasuki sumsum imajinasi seseorang. Imajinasi yang berkelebat membuat instalasi tersendiri daya pikir dan daya juangnya. Cara menulis yang paling gampang memang ketika menulis kejadian yang menimpa pada diri sendiri. Cerita nyata itu membuat pelunakan cara menulis kita dan memuluskan hingga sampai ending. Adonan tulisan Tri dari cerita nyata dan khayalan adalah ramuan gaya khas tersendiri, sehingga orang menduga-duga, ini kisah nyata atau fiksi?? Selamat kawan, atas prestasi menulis kumpulan cerpen pertamanya: Bau Bayi Terapiku @ Okin - Movieholic dan sutradara/Scenario Film Indie ...........

Daftar Judul Kumpulan Cerpen "Bau Bayi Terapiku" Karya Tri Irianto
  • Bau Bayi Terapiku
  • Berbicara Dengan Batu
  • Colibry
  • Dokumen
  • Iklan
  • Kotak Hitam
  • Lelaki Dan Lembar Dolar Di Dalam Botol
  • Taman Berbunga Bakung Dan Kana (Lelaki Penghibur)
  • Memangnya Siapa Kamu … ?
  • Lelaki Dan Puisi
  • Mercusuar
  • Naskah Yang Dimusnahkan
  • Nyawa Ini Bukan Sepenuhnya Milikku
  • Paino
  • Sang Painter
  • Pohon Mangga
  • Sebaris Do'a
  • Serimpi, Lukamu Luka, Luka Yang Luka
  • Tamu Tak Dikenal
  • Dinda Bersama Bintang
Ingin mengetahui dan membaca isi buku keseluruhannya silahkan hubungi : 
Phone : 0331-7762789
E-mail : tri_ir@telkom.co.id; baubayiterapiku@gmail.com 
Atau di toko buku terdekat di kota anda


Minggu, 03 Oktober 2010

KUMPULAN PUISI WAKTU - Disadur 11 dari 50 Judul

11:15
Dalam diam tidurku yang tengkurap
Ada matahari mengambang diatas kepala
Hanya saja aku haram menafsirkannya
; Setelah sia-sia menyampaikan arti cahaya matahari dan warna bunga

13:00
Aku hanya memberi ini padamu
Sebuah perkampungan yang dibangun dari sunyi
Inilah tempatmu, untuk menguatkan bathin
Berlayar mengepalkan tangan
Membangun otot
Menjaga tanah dari tumpah darahmu
; Jadi tumbal dan kesaksian diri

14:45
Serumpun rumput itu
Menembuskan pelor dan mata api
Kesetiap nyawa bumi
Saat kau tebas lengan selembut bulu
Katamu perih rahim ibu saat melahirkan anak-anakmu
; Namun kau menyerahkan nyawamu
Sampai lambaian terakhir
Bagi kebebasan

00:01
Sebelum tidur gelisah kasihku
Aku memilah sampah kata-kata
Untuk memintalnya, hari ini dan esok
Ternyata seperti hari kemarin
Ingin menggapai dalam keabadian
Sebab kebahagiaan, adalah nyanyian duka bebatuan
; Maka seperti ombak geloraku
Memintal kata sebagai syair
Yang tak usai kupersembahkan
Bagimu

24:00
Jika malam ini semakin dingin
Aku berjingkat
Ingin sekali mengecup keningmu
; Oi..., harum bedakmu
Menerbangkanku ke bintang

20:05
Dalam do'a
Ada perundingan mesra
Antarkan lewat sumbu
; Lidahku kaku saat
artikan sebuah bahasa
Yang terletak pada ruang berdinding

06:35
Terbaca olehku
Pada kesaksian papan putih
Masing-masing hati kita membatu
Hanya batu

09:25
Kita yang tertidur
Sambil tengkurap
Ada bau pandan
Di ketiak tikar
Waktu sendiripun selalu mencatatnya
Menabur serbuk
Yang ditangkap kumbang
Terpercik kemana-mana

06:00
Jangan disesal
Hadirnya sebuah pemakaman
Aku yang menghimbau
Di ubun bukit
Dengan mesra dalam nyanyian do'a

21:10
Percakapan kita
Hanyalah menyikapi pencahayaan
Ditengah pertigaan
Bisakah dilungsurkan?
Sedangkan sepuluh burung
Hanya mendengar sambil terpekur
Takut terkena batu
Hanya dalam hati, menjerit diam-diam

13:45
Maret adalah nafasmu
Berpulangmu jua
Telah kukirim padamu beberapa kata
Lewat kertas bergambar bunga
; Tak bisa kau tolak
Memaksamu mencipta bunga-bunga
Menghantarmu tidur abadi

@ Banyuwangi 1999 
Karya : tri_ir  Sang Bau Bayi Terapiku

Sabtu, 02 Oktober 2010

Dari isi Buku Kumpulan Cerpen Bau Bayi Terapiku

BERBICARA DENGAN BATU  
(Rencana diangkat ke layar kaca akhir Maret 2011)

Batu siapa itu berbicara?, tujuh belas tahun sudah dia memandangnya lama, mengelusnya, menimang-nimang bagai bayi baru lahir, dibiarkannya dia menangis diatas batu.
Seperti hari-hari kemarin yang lalu, diapun mengelus batu dengan air bunga, “Agar wangi saat kau menghadiri pesta” ucapnya, “Setelah itu kita akan bercumbu, seperti yang aku suka” Matanya masih lekat pada batu, juga orang lain melihatnya.
Suatu hari ia bersemangat, wajahnya bersinar seperti lelaki perkasa, hanya sedikit lebih pendek langkahnya, ia membawa selendang seperti sewindu silam saat dia menari, sepertinya mulutnya komat-kamit berbicara dengan batu, tanganya juga mencerabuti rumput liar disekitarnya membuatnya bersih untuk bersila. Dia kalungkan selendang pada batu dalam satu ikatan yang tak akan terlepas, “Kau cantik hari ini, ya… cantik sekali” sambil menghentak-hentakkan kaki ke bumi dan tertawa berjalan berkeliling diantara batu-batu dan menandak (*1).
Gila, batin orang-orang yang melihatnya, sama gilanya jika harus menghentikan. Ia tertawa-tawa sambil mengusap batu, Ia selalu merawat batu, sulit menukarnya dengan batu lain, karena batu itu ia lewati dengan perahu, “Setiap batu yang kau injak dengan kakimu sudah aku berikan, tapi jangan batu yang satu ini” ucapnya dengan wajah yang beku, hanya butiran bening dimatanya jatuh menetes membasahi tanah dan batu disekelilingnya yang telah meresap darah.
Lalu ia memberi aba-aba layaknya seorang komandan mempersiapkan prajuritnya, wajahnya lurus kedepan namun kosong, ia hentakkan kaki ke bumi “Maju jalan!”, pergilah ia ke pasar-pasar juga trotoar yang menjadi rute perjalanannya, kemudian ia sudah duduk begitu saja dekat keranjang sampah mengorek-ngorek mencari makanan sisa, ada lalat, ditangkapnya dan di kremus (2) dengan lahapnya
Suatu ketika pernah aku melihat, ia melakukan gerakan-gerakan sembahyang, saat sholat Jum’at digelar di Masjid Jami’, semua jama’ah diam tak mau mengusik atau mengusirnya, semua memperhatikan pada barisan panjang, ada yang beringsut menjauh takut ada batu yang menimpuk, sebab kemanapun ia pergi selalu membawa batu.
Selama khotbah berlangsung, ia pun berbicara dengan batu, semua membiarkan saja, “Kita juga butuh hiburan dimanapun tempatnya”. ucap salah satu jama’ah berbisik kepada rekan di sampingnya.  “Kau tak akan percaya, tetapi batu-batu ini memang berbicara padaku” ucapnya pada anak-anak yang tak jauh darinya.
Maka ia berulah liar berdiri berkacak pinggang, semua jama’ah melihat padanya, juga pengkotbah, semua buyar, sholatpun buyar, dia mengamuk berteriak dengan kencang hanya gara-gara batunya disentil oleh Bimo yang suka jail.
Dia terus berputar-putar, menggulung-gulung lalu menghempaskannya ketepian jalan, “Batu-batu ini akan membinasakan kalian” sambil berteriak ia lemparkan batu itu ke kaca, setiap apa saja yang ia temui. Semua buyar, sholat Jum’at pun tak pernah usai.
***
Hati-hati sekali ia berjalan menuju tempat batu, meraba-raba mencari cahaya, tertatih-tatih sepertinya ia telah menyelesaikan perjalanan beribu mil jaraknya, lalu ada tangisan saat ia sampai pada batu yang dituju, erangan-erangan memenuhi udara, ada jerit kesakitan “Maafkan aku, aku tak dapat menjagamu hingga kau terusik” ia ucapkan sambil mengelus batu dan menimangnya bagai bayi baru lahir, diciumnya batu itu bersama raungan histeris yang tak putus-putus.
“Batu, kembalikan batuku!”, suaranya begitu menggema berulang-ulang bergelombang meninggalkan pedih yang perih. Kini tenaganya tinggal tersisa, wajahnya beku tak bercahaya dengan gelombang pasang surut yang panjang, didekapnya batu bersama kebekuan hawa dingin yang menyelimuti.
Sejak peristiwa itu, ia selalu bersembunyi dibalik rerimbunan pohon bersama kalimat-kalimat yang tak jelas diucapkan. Ia selalu mengamati curiga kepada bumi, matahari, langit, dan rembulan yang selalu membawa pekat. Setiap orangpun mulai bertanya kemana gerangan ia yang selalu melintasi pasar dan trotoar dengan kata-katanya gagap dengan tubuh meremang bergetar. Mereka semua bertanya  dikeheningan musim dingin, mereka merasa ada keberadaannya, tapi mereka tidak yakin ia benar-benar ada.
Saat kelam merangkai malam, ia merunduk-runduk sambil menyeret kakinya yang sedikit luka, ia kembali berbicara dengan batu dibawah sebuah pohon yang meranggas, “Aku akan selalu bernyanyi” ucapnya sambil menimang-nimang batu, diamatinya beberapa saat, pasti seorang bayi yang mungil, pikir orang-orang yang baru saja melihat, memang mata selalu menerbangkan pandangan, juga kenangan yang selalu menyelimuti dirinya.
Tak ada yang menghentikannya sekarang, saat ia tertawa terbahak-bahak sampai berlinang air mata sampai ia memusnahkan air matanya sendiri.
“Sunyi… sepi…” hanya suara itu yang sering terdengar dan memanggilnya, demikian dulu perempuan hidup bersamanya bertahun-tahun, yang menempati hati dan mengecup semua lukanya setiap saat, namun kini tak sekalipun memanggilnya, perempuan yang selalu membuatnya sadar, perempuan yang selalu melahirkan generasi selanjutnya, sosok perempuan itu sekarang telah melayang dalam pandang.
Wajahnya kini kembali merona kala melihat kembang-kembang mencair bagai darah “Aku tahu, kau suka bunga-bunga” ia berkata pada batu, tapi ia tidak segera memetik untuk diselipkan pada batu, hanya berhenti dan bergelinjang dalam pikiran yang kerdil. Kau tahu mengapa ia tidak segera memetiknya?, sebab ia takut bayangan perempuannya akan pupus bersama kelam pada malam terakhir saat bersamanya. Jadi jangan kau tanya kemana perginya, mereka telah mencerabut itu semua dari dirinya dan menenggelamkannya.
Lelaki itu berpaling dan menatap segerombolan Polsus menghampiri dari berbagai penjuru, bagai kumpulan anak-anak menyongsong ayah yang datang menjemput mereka dari sekolah.
Mereka dengan mata menyala menggamit lengannya, dan dalam sekejap ia berada di sebuah kotak yang berjeruji, ia dapat merasakan gedung-gedung yang runtuh dan tubuh-tubuh yang pecah membentuk kepingan yang hampir sama di udara. Dari kejauhan ia mendengar berbagai jeritan, suara-suara ledakan, tangisan bayi dan lirih para orang gila memanggil tuhannya, ia juga mencium bau gosong dan merasakan geliat resah para penghuninya.
Ia saat ini berada di tempat yang jauh dari kota, sesaat ia merasakan angin yang kencang menampar-nampar wajahnya, entah dia kurang tahu dari mana datangnya. Inilah tempat perkumpulan orang-orang gila, sering orang-orang mengatakan rumah sakit jiwa, maka bernyanyilah ia dengan musik batu yang dihantam-hantamkan, tak…tak…tak…tak…tak…tak… pyaarrrrrrr………….. Sekarang tidak lagi ia berbicara pada batu, batu itu hancur karena dihantam-hantamkan sebagai musik penghantar malamnya yang dingin dan beku. ***  tri_ir  Sang Bau Bayi Terapiku


Catatan Kaki :
1.        Menandak : Menari
2.        Kremus : Dikunyah

Secangkir teh hangat

Hidup adalah berkarya, bukan semacam pelarian dari rutinitas yang harus dikalahkan demi target tertentu yang telah ditetapkan.Salah satu tantangan yang pelik di dunia adalah saat kita terbangun tanpa cerita dan karya, atau bahkan pada kombinasi diantara keduanya, rasanya hampa.

Maka berkarya adalah sesuatu yang menarik untuk mewujudkan dan mengalahkan tantangan dalam memasuki kehidupan yang sering kali membawa persoalan sekaligus memasuki petualangannya untuk dipahami, maka jadilah inovasi yang akan merubah dunia semakin dahsyat.

Semakin dahsyat dunia, maka semakin beragam pilihan dalam menguasai pasar, jangan jengah pada perilaku sendiri yang dipantulkan pada lantai yang licin dengan berbagai pertanyaan "Apakah kita masih laku?" dengan merabai wajah dan mengukur kerut merutnya.

Kesederhanaan adalah cahaya itu sendiri, dapatkah kita pantulkan pada sebidang luas atau hanya sejarak pandang, sedangkan Tuhan sendiri tak pernah mengukur seberapa banyak karya yang tercipta, hanya saja Dia menanyakan "Sanggupkah kita mempertanggungjawabkan atas karya yang dicipta".

Aku mati sebagai mineral  dan menjelma tumbuhan
Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang
Aku mati sebagai binatang dan terlahir manusia
Kenapa aku mesti takut? Maut tak menyebabkan berkurang
Namun, sekali lagi  aku harus mati  sebagai manusia
Dan melambung  bersama malaikat; dan bahkan setelah 
menjelma malaikat
Aku harus mati lagi; segalanya, kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali
Apabila kukorbankan jiwa malaikat ini 
Aku akan menjelma sesuatu yang tak pernah terpahami,
Biarlah diriku tak ada! Sebab ketiadaanku masih tersisa "Bau Bayi Terapiku"
Dengan selalu menyanyikan lagu-lagu suci, kepada-Nya kita akan kembali.
@  tri_ir   Sang Bau Bayi Terapiku 

"Selamat menikmati Blog baruku, semoga berkenan"